Selasa, 04 Agustus 2009

Menciptakan Kepemimpinan (Makalah Seminar PMBM)

Kepemimpinan

Dalam permasalahan krisis kepemimpinan Konon sangat sulit mencari kader-kader pemimpin pada berbagai tingkatan. Kini orang-orang cenderung mementingkan diri sendiri dan tidak atau kurang perduli pada kepentingan orang lain dan kepentingan lingkungannya. Krisis kepemimpinan ini disebabkan karena makin langkanya kepedulian orang pada kepentingan umum.

Tiga Masalah Mendasar Yang menandai Kurangnya Kepemimpinan Yang Handal :
• Krisis Komitment.
Orang tidak merasa memiliki tugas dan tanggungjawab untuk memikirkan permasalahan kepentingan bersama, baik itu harmonisasi maupun kemajuan bersama

• Krisis Kredibilitas
Kemampuan menegakan Etika, Moral, Kesepakatan Tugas , Kurangnya Hati nurani.

• Kebangsaan dan kehidupan Bermasyarakat.
Kondisi yang Kompleks dalam hubungan sosial masyarakat menuntut multi talent dalam mengatur hubungan antar individu.

Pengertian Kepemimpinan

Leadership is capatibilty of persuading others to work together undertheir direction as a team to accomplish certain designated objectives
(kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan orang lain supaya bekerja sama di bawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai atau melakukan suatu tujuan tertentu)

Management, A guide To Executive Command, James M Black

Bagaimana Kepemimpinan Dapat Muncul?

Tiga Teori yang seringkali digunakan untuk mengemukakan dasar timbulnya kepemimpinan antara lain :

1. Teori Genetie
teori ini menyebutkan bahwa "leaders are born and not made". Artinya bahwa penganut teori ini mengatakan seorang pemimpin ada karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin. Dalam keadaan bagaimana pun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akan menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.

2. Teori Sosial
Bertolak belakang dengan Teori Genetie dimana disebutkan yaitu :
"Leaders are made and not born". Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.

3. Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetie dan teori sosial. Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.


Apakah syarat seseorang dapat dikatakan Pemimpin?

Dalam materi perkuliahan oleh G.Pratiknyo (PMBM) disebutkan Kompetensi seorang pemimpin adalah :

Memiliki Kecerdasan Emosi.
Kecerdasan emosi mencakup Penguasaan situasi Emosional Pribadi terhadap Pengaruh situasional sosial External, dan juga sebaliknya Emosional Pribadi dapat menimbulkan pengaruh terhadap situasi external,sehingga situasi yang diharapkan menjadi kondusif.

Integritas
Hal ini Mencakup :
• Selalu menepati janji
• Taat asas, tidak plin-plan
• Komitmen dipegang teguh dan bertanggungjawab
• satu kata, satu perbuatan
• Jujur dan terbuka
• Menghargai waktu
• Menjaga prinsip dan nilai-nilai yang diyakini

Drive / dorongan
Ini menggambarkan seorang pemimpin selalu mendorong diri sendiri untuk selalu menjaga upaya (Effort) mengejar tujuan. Sifat ini juga ditularkan dalam lingkungannya, sehingga organisasi secara keseluruhan terpengaruh untuk bersama-sama melakukan upaya yang sama yang di inginkan.

Motivasi memimpin
Ini memaknai seorang pemimpin memang memiliki dorongan dari dalam (Iner) bahwa dia ingin memimpin/menggerakan orang-orang untuk mengikuti / melakukan sesuatu yang bertujuan meng Goal kan misi organisasi atau perusahaan

Keyakinan Diri
Dibutuhkan keyakinan dan keteguhan dalam menggerakan orang-orang. Ini memaknai bahwa pemimpin tidak boleh ragu-ragu, atau terlihat peragu. Hal ini mementukan apakah perintahnya akan dipatuhi atau tidak oleh bawahannya.

Kecerdasan Umum
Jika seorang pemimpin tidak memiliki wawasan lebih dibandingkan dengan yang di pimpinnya, maka kepemimpinannya akan di jatuhkan atau di patahkan kredibilitasnya oleh bawahannya. Ini merupakan hal yang sangat kritis. Kecerdasan umum mencerminkan kekuatan atau bobot kecakapan dalam memimpin.

Pengetahuan Core Bisnis
Keahlian dalam melakukan pekerjaan atau pemahaman terhadap dasar pekerjaan hanya sebagian dari tujuh kompetensi seorang pemimpin. Seorang ahli atau seorang specialist, belum dapat dikatakan seorang pemimpin, jika tidak dilengkapi oleh kompetensi lainnya yang sudah disebutkan. Sebaliknya jika pemimpin memiliki seluruh kemampuan memimpin, namun minus pengetahuan Core Bisnis perusahaan/ organisasi yang dipimpin, maka effektifitas kepemimpinannya menjadi kabur.

Bagaimana mencetak pemimpin yang effektif?

dalam buku perilaku dan manajemen organisasi, john-robert-michael mengadaptasi Pendekatan Sifat (Trait) dalam mencetak Kepemimpinan. Pelatihan dan pengembangan sifat kepemimpinan akan membantu seseorang menemukan kemampuannya memimpin. Sifat tersebut antara lain :

Inteligensi, mencakup : Pertimbangan, Ketegasan, Pengetahuan, Komunikasi

Kepribadian mencakup : Kemampuan Adaptasi, Kesiagaan, Kreativitas, Integritas,
Kepercayaan diri, Emotional Quotien, Kemandirian.

Kompetensi : Menumbuhkan Kerjasama, Kepopuleran; Kemampuan Interpersonal;
Partisipasi Sosial; Startegy Diplomasi.

Selasa, 17 Maret 2009

Disadur dari Portal HR

Hindari 6 Pembunuh Karir Anda
Anda pasti baru saja memasukkan kata "karir" dalam daftar resolusi 2008 yang Anda buat sebulan yang lalu. Bagaimana sejauh ini, apakah Anda sudah mengambil langkah-langkah awal untuk mewujudkannya? Apapun yang Anda harapkan dari karir Anda tahun ini, yang pasti merujuk pada perkembangan, kemajuan dan peningkatan ke arah yang lebih baik dan menjanjikan. Sambil terus melakukan upaya-upaya yang mendukung terpenuhinya harapan-harapan tersebut, Anda juga perlu mengenali faktor-faktor penghambatnya. Dengan mengenalinya sejak dini, akan akan terhindar dari kemungkinan kegagalan yang tidak Anda perhitungkan. Setidaknya ada 6 "dosa" yang harus Anda hindari di tempat kerja. Kalau tidak, 6 hal itu tidak hanya akan menjadi perintang melainkan bahkan juga akan membunuh karir Anda. 1. Bangga Keberhasilan demi keberhasilan di tempat kerja membuat Anda merasa luar biasa sehingga cenderung mengecilkan fakta bahwa itu semua tak lepas dari dukungan atau pun asistensi orang-orang di sekitar Anda, dan khususnya mereka yang berada di bawah Anda. Anda pun menjadi seorang yang egosentris, dam lambat-laun --mungkin tanpa Anda sadari- mulai meremehkan dukungan orang lain. Kebanggaan pada diri yang berlebihan akan mematikan semangat tim yang hakikatnya dibangun dari bawah dan bisa mempercepat laju karir seseorang. Merasa diri adalah bagian dari kesatuan sebuah tim, akan memberi sukses yang berjangka panjang.2. Iri HatiPenghargaan kepada individu diberikan oleh perusahaan berdasarkan prestasi yang dicapai oleh yang bersangkutan. Tapi, Anda selalu mempertanyakan, "Apa dia pantas mendapatkannya?" dan lalu merasa, "Saya lebih pantas." Perasaan seperti itu bisa merusak dan menjauhkan Anda dari kemampuan untuk fokus pada tugas dan tanggung jawab yang ada di tangan Anda sendiri. Menjadi orang yang selalu mencemburui orang lain di tempat kerja bisa menyabotase harga diri Anda. Dan, harga diri adalah karakteristik penting dari setiap pekerja atau pun eksekutif yang sukses. Daripada iri hati, lebih baik saling bergandeng tangan bahu-membahu, dan itu bisa memotivasi kerja menuju sukses. 3. MarahKemarahan perlu dikontrol. Marah tidak memberi keuntungan apapun di tempat kerja. Tak seorang pun akan terbantu kalau Anda marah. Sebaliknya, marah hanya akan merusak reputasi dan citra Anda di mata teman, atasan maupun bawahan. Boleh saja Anda tidak setuju dengan orang lain, dan berusaha untuk melindungi kepentingan Anda akan sebuah pekerjaan atau proyek yang sedang Anda tangani. Dan bagus kalau Anda merasa passionate pada tugas Anda. Namun pelajarilah bagaimana menyalurkan emosi-emosi itu dalam aksi-aksi yang akan menguntungkan Anda di mata orang lain, khususnya tentu di mata atasan. Seorang yang mudah marah jarang sekali mendapatkan promosi kenaikan jabatan karena dinilai akan sulit menginspirasi atau memotivasi orang lain. 4. Berpikir pendekSelalu ingin "lebih" dan "segera" adalah hasrat yang mendasari setiap usaha untuk mencapai tujuan-tujuan karir. Namun, menyalurkan hasrat itu secara ekstrim, misalnya dengan "menghalalkan segala cara" akan merugikan diri sendiri. Anda jadi kehilangan arah dan kehidupan Anda menjadi tidak seimbang. Jalan menuju sukses menghendaki pendekatan jangka panjang dalam semua aspek pekerjaan. Fokus pada kecepatan dan capaian-capaian jangka pendek hanya baik untuk sesaat, dan ketika dihadapkan pada hal-hal di tahap berikutnya, Anda tidak siap.5. Mudah puasPada sisi lain, mudah puas dan kemalasan tidak memiliki tempat di dunia kerja. Setelah berhasil mencapai satu tahap lalu berhenti dan berharap capaian itu bisa mengantarkan ke sukses berikutnya dalam perjalanan karir adalah mustahil. Lebih-lebih dalam iklim kompetitif dewasa ini, hanya mereka yang terus berproses dan menindaklanjuti pertumbuhannya, dan senantiasai memperbarui kontribusinya yang akan sukses.6. KetidakseimbanganSejumlah orang bergerak naik terlalu cepat dalam jenjang jabatan perusahaan tapi kemudian berakhir dengan kegagalan. Segala yang berlebihan dan tidak wajar tidaklah bagus --khususnya jika Anda tidak siap dengan tantangannya. Penting untuk memastikan bahwa Anda tidak hanya siap secara profesional untuk mengambil tantangan yang lebih besar, tapi juga kehidupan personal juga mesti disiapkan untuk tuntutan-tuntutan baru tersebut. Mencapai sukses karir sebaiknya tidak mengesampingkan keseimbangan hidup, dan hasrat profesional yang "salah tempat" bisa menciptakan masalah di kemudian hari.